href='http://www.blogger.com/favicon-image.g?blogID=5195730972603891725' rel='icon' type='image/x-icon'/>

Selamat Datang/Wilujeng Sumping

Selamat datang di blog ini semoga mampu memberi manfaat bagi kita semua

Memory in al-fatah

Album Foto Sdit Al Fatah Slideshow: Nana’s trip from Bekasi, Java, Indonesia to Jakarta was created by TripAdvisor. See another Jakarta slideshow. Take your travel photos and make a slideshow for free.

Senin, 14 Maret 2011

MENENTUKAN JENIS TULISAN

MENENTUKAN JENIS TULISAN DALAM KARANGAN NARASI, DESKRIPSI, EKSPOSISI, DAN ARGUMENTASI

1.NARASI
Narasi adalah cerita yang didasarkan pada urut-urutan suatu kejadian atau peristiwa. Narasi dapat berisi fakta, misalnya biografi (riwayat seseorang), otobiografi/riwayat hidup seseorang yang ditulisnya sendiri, atau kisah pengalaman. Narasi seperti ini disebut dengan narasi ekspositoris. Narasi bisa juga berisi cerita khayal/fiksi atau rekaan seperti yang biasanya terdapat pada cerita novel atau cerpen. Narasi ini disebut dengan narasi imajinatif.

Unsur-unsur penting dalam sebuah narasi adalah:
(1) kejadian.
(2) tokoh.
(3) konflik.
(4) alur/plot.
(5) latar yang terdiri atas latar waktu, tempat, dan suasana.

Narasi diuraikan dalam bentuk penceritaan yang ditandai oleh adanya uraian secara kronologis (urutan waktu). Penggunaan kata hubung yang menyatakan waktu atau urutan, seperti lalu, selanjutnya, keesokan harinya, atau setahun kemudian kerap dipergunakan.

Tahapan menulis narasi, yaitu sebagai berikut.
(1) Menentukan tema cerita
(2) Menentukan tujuan
(3) Mendaftarkan topik atau gagasan pokok
(4) Menyusun gagasan pokok menjadi kerangka karangan secara kronologis atau urutan waktu.
(5) Mengembangkan kerangka menjadi karangan. Kerangka karangan yang bersifat naratif dapat dikembangkan dengan pola urutan waktu. Penyajian berdasarkan urutan waktu adalah urutan yang didasarkan pada tahapan-tahapan peristiwa atau kejadian. Pola urutan waktu ini sering digunakan pada cerpen, novel, roman, kisah perjalanan, cerita sejarah, dan sebagainya.

2.DESKRIPSI
Kata deskripsi berasal dari bahasa latin discribe yang berarti gambaran, perincian, atau pembeberan. Deskripsi adalah karangan yang menggambarkan suatu objek berdasarkan hasil pengamatan, perasaan dan pengalaman penulisnya. Tujuannya adalah pembaca memperoleh kesan atau citraan sesuai dengan pengamatan, perasaan, dan pengalaman penulis sehingga seolah-olah pembaca yang melihat, merasakan, dan mengalami sendiri obyek tersebut. Untuk mencapai kesan yang sempurna, penulis deskripsi merinci objek dengan kesan, fakta, dan citraan.

Dilihat dari sifat objeknya, deskripsi dibedakan atas 2 macam, yaitu
a. Deskripsi Imajinatif/Impresionis ialah deskripsi yang menggambarkan objek benda sesuai kesan/imajinasi si penulis.
b. Deskripsi faktual/ekspositoris ialah deskripsi yang menggambarkan objek berdasarkan urutan logika atau fakta-fakta yang dilihat. Kita dapat membuat karangan deskripsi secara tidak langsung, yaitu dengan mengamati informasi dalam bentuk nonverbal berupa gambar, grafik, diagram, dan lain-lain. Apa saja yang tergambarkan dalam bentuk visual tersebut dapat menjadi bahan atau fakta yang akurat untuk dipaparkan dalam karangan deskripsi karena unsur dasar karangan ini adalah pengamatan terhadap suatu objek yang dapat dilihat atau dirasakan.

Tahapan menulis karangan deskripsi, yaitu:
(1) menentukan objek pengamatan
(2) menentukan tujuan
(3) mengadakan pengamatan dan mengumpulkan bahan
(4) menyusun kerangka karangan
(5) mengembangkan kerangka menjadi karangan.

Pengembangan kerangka karangan bercorak deskriptif dapat berupa penyajian parsial atau tempat. Penyajian urutan ini digunakan bagi karangan yang mempunyai pertalian sangat erat dengan ruang atau tempat. Biasanya bentuk karangannya deskriptif. Pola uraiannya berangkat dari satu titik lalu bergerak ke tempat lain, umpamanya dari kiri ke kanan, atas ke bawah, atau depan ke belakang.

3.EKSPOSISI
Kata eksposisi berasal dari bahasa Latin exponere yang berarti: memamerkan, menjelaskan, atau menguraikan. Karangan eksposisi adalah
karangan yang memaparkan atau menjelaskan secara terperinci (memaparkan) sesuatu dengan tujuan memberikan informasi dan memperluas pengetahuan kepada pembacanya. Karangan eksposisi biasanya digunakan pada karya-karya ilmiah seperti artikel ilmiah, makalah-makalah untuk seminar, simposium, atau penataran.

Untuk mendukung akurasi pemaparannya, sering pengarang eksposisi menyertakan bentuk-bentuk nonverbal seperti grafik, diagram, tabel, atau bagan dalam karangannya. Pemaparan dalam eksposisi dapat berbentuk uraian proses, tahapan, cara kerja, dan sebagainya dengan pola pengembangan ilustrasi, definisi, dan klasifikasi.

Karangan eksposisi juga dapat ditulis berdasarkan fakta suatu peristiwa, misalnya, kejadian bencana alam, kecelakaan, atau sejenis liputan berita. Meskipun bentuk karangannya cenderung narasi, namun kita dapat membuatnya menjadi bentuk paparan dengan memusatkan uraian pada tahapan, atau cara kerja, misalnya cara menanggulangi penyebaran virus flu furung, mengantisipasi wabah DBD dengan 3 M, atau evakuasi korban banjir.

Tahapan menulis karangan eksposisi, yaitu:
(1) Menentukan objek pengamatan,
(2) Menentukan tujuan dan pola penyajian eksposisi,
(3) Mengumpulkan data atau bahan,
(4) Menyusun kerangka karangan, dan
(5) Mengembangkan kerangka menjadi karangan.

Pengembangan kerangka karangan berbentuk eksposisi dapat berpola penyajian berikut:
1). Urutan topik yang ada
Pola urutan ini berkaitan dengan penyebutan bagian-bagian suatu benda, hal atau peristiwa tanpa memproritaskan bagian mana yang terpenting. Semua bagian dianggap bernilai sama.
2). Urutan klimaks dan antiklimaks
Pola penyajian dimulai dari hal yang mudah/yang sederhana menuju ke hal yang makin penting atau puncak peristiwa dan sebaliknya untuk anti-klimaks.

Seperti halnya karangan deskripsi, karangan eksposisi pun sering dibuat berdasarkan gambar, bagan, tabel, matriks, dan sejenisnya. Penyajian bentuk-bentuk nonverbal tersebut bisa dimaksudkan sebagai objek untuk dijelaskan, tetapi juga bisa sebgai alat bantu untk mengkonkret penjelasan.

4. ARGUMENTASI
Karangan argumentasi ialah karangan yang berisi pendapat, sikap, atau penilaian terhadap suatu hal yang disertai dengan alasan, bukti-bukti, dan pernyataan-pernyataan yang logis. Tujuan karangan argumentasi adalah berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran pendapat pengarang. Karangan argumentasi dapat juga berisi tanggapan atau sanggahan terhadap suatu pendapat dengan memaparkan alasan-alasan yang rasional dan logis.

Tahapan menulis karangan argumentasi, sebagai berikut:
(1) Menentukan tema atau topik permasalahan,
(2) Merumuskan tujuan penulisan,
(3) Mengumpulkan data atau bahan berupa: bukti-bukti, fakta, atau pernyataan yang mendukung,
(4) Menyusun kerangka karangan, dan
(5) Mengembangkan kerangka menjadi karangan.

Pengembangan kerangka karangan argumentasi dapat berpola sebab-akibat, akibat-sebab, atau pola pemecahan masalah.
1). Sebab-akibatt
Pola urutan ini bermula dari topik/gagasan yang menjadi sebab berlanjut topik/gagasan yang menjadi akibat.
Contoh:
a. Sebab-sebab kemacetan di DKI Jakarta
a) Jumlah penggunaan kendaraan
b) Ruas jalan yang makin sempit
c) Pembangunan jalur busway

b. Akibat-akibat kemacetan
a) Terlambat sampai di kantor
b) Waktu habis di jalan

2). Akibat-sebab
Pola urutan ini dimulai dari pernyataan yang merupakan akibat dan dilanjutkan dengan hal-hal yang menjadi sebabnya.
Contoh :
Menjaga kelestarian hutan
1. Keadaan hutan kita
2. Fungsi hutan
3. Akibat-akibat kerusakan hutan

3). Urutan Pemecahan Masalah
Pola urutan ini bermula dari aspek-aspek yang menggambarkan masalah kemudian mengarah pada pemecahan masalah.
Contoh :

Bahaya narkoba dan upaya mengatasinya
1.Pengertian narkoba

2.Bahaya kecanduan narkoba
a.pengaruh terhadap kesehatan
b.pengaruh terhadap moral
c.ancaman hukumannya

3.Upaya mengatasi kecanduan narkoba

4.Kesimpulan dan saran

Ada bermacam-macam cara metode untuk membuat atau memperkuat argumentasi antara lain sebagai berikut:
1.Kausal: pembenaran pendapat dengan mengemukakan alasan yang berupa sebab-akibat atau akibat-sebab.
2.Keadaan yang memaksa: pembenaran pendapat dengan mengembangkan berbagai jalan buntu sehingga tidak ada jalan alternatif lain.
3.Analogi: pembenaran pendapat berdasarkan asumsi bahwa jika dua hal memiliki banyak persamaan maka dalam hal lain tentu ada yang sama pula.
4.Perbandingan: pembenaran perndapat dengan cara membandingkan dua hal , situasi dan kondisi.
5.Pertentangan: pembenaran pendapat dengan mempertentangkan dua situasi /kondisi.
6.Kesaksian: pembenaran pendapat dengan menggunakan / mendasarkan pada keterangan saksi.
7.Autoritas: pembenaran pendapat dengan mendasarkan pendapat ahli.
8.Generalisasi: pembenaran pendapat/ simpulan berdasarkan data/fakta/ contoh atau kejadian-kejadian yang bersifat khusus.

Back to: Kuliah Bahasa Indonesia

Posted By Ade

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amazing Camp