href='http://www.blogger.com/favicon-image.g?blogID=5195730972603891725' rel='icon' type='image/x-icon'/>

Selamat Datang/Wilujeng Sumping

Selamat datang di blog ini semoga mampu memberi manfaat bagi kita semua

Memory in al-fatah

Album Foto Sdit Al Fatah Slideshow: Nana’s trip from Bekasi, Java, Indonesia to Jakarta was created by TripAdvisor. See another Jakarta slideshow. Take your travel photos and make a slideshow for free.

Rabu, 21 Maret 2012

Apa Kata Murid Tentang Guru?


Walaupun tulisan ini dari seorang anak remaja (sangat subyektif), namun bila dibaca dengan lapang dada merupakan kritik yang cukup mengena bagi profesi seorang guru.

1. Aku benci guruku yang selalu menghadap papan tulis atau melihat ke buku selama mengajar.

2. Aku benci guruku yang hanya memberi setumpuk catatan dan setumpuk ulangan yang susah, tanpa pernah menjelaskan materinya.

3. Aku benci guruku yang memberikan materi atau soal latihan secara teoritis, tanpa pernah menerapkannya dalam contoh-contoh atau praktek.

4. Aku benci guruku yang menghabiskan jam-jam pelajaran hanya untuk ceramah soal hal-hal kecil saja.

5. Aku benci guruku yang malas masuk kelas dan hanya hadir saat akan memberi ulangan saja.

6. Aku benci guruku yang tidak pernah mau menyelesaikan masalah dengan murid, hobinya main panggil ortu saja.

7. Aku benci guruku yang suka pamer kekayaan, kepintaran, kehebatan, dll.

8. Aku benci guruku yang pilih kasih.

9. Aku benci guruku laki-laki yang suka main cewek.

10. Aku benci guruku yang cuma bisa memberi soal latihan dari buku cetak saja, tidak mau berusaha mencari dari buku lain atau membuat soal sendiri.

11. Aku benci guruku yang mengoreksi jawaban essay dengan melihat panjang atau pendeknya tulisan.

12. Aku benci guruku yang memberi terlalu banyak humor yang tidak berhubungan dengan plejaran apalagi jika dia tidak bisa menenangkan kelas kembali supaya siap melanjutkan pelajaran.

13. Aku benci guruku yang tidak mau dikritik.

14. Aku benci guruku yang sangat banyak melakukan salah koreksi karena tidak teliti.

15. Aku benci guruku yang lebih suka memberi jawaban sekenanya (biasanya salah) pada murid yang bertanya daripada menjawab keesokan harinya dengan terlebih dahulu mencari jawaban yang benar apabila dia tidak yakin pada jawabannya.

16. Aku benci guruku yang berdandan seperti preman pasar, gadis cafe, korban tsunami dll.

17. Aku benci guruku yang menutup diri dari pergaulan dengan sesama guru.

18. Aku benci guruku yang memberi hanya dari otak sendiri saja, tanpa mau bekerja sama dengan guru lain yang bidang studinya sama.

19. Aku benci guruku yang melengos bila disapa.

20. Aku benci guruku yang tidak berusaha mengenal murid, hobinya nongkrong di ruang guru dan kalau memanggil murid cuma dengan sebutan yang itu, yang di pojok, yang kacamata, yang rambutnya dikepang, dll.

21. Aku benci guruku yang menilai kebaikan murid dari prestasi di rapor saja tanpa menghargai kerja keras dan keahlian lain dari masing-masing anak.

22. Aku benci guruku yang tidak bisa merawat fasilitas kelas atau tidak mau mengisi jurnal kemajuan belajar kelas.

10 KESALAHAN DALAM MENDIDIK ANAK


Meskipun banyak orang tua yang mengetahui, bahwa mendidik anak merupakan tanggung jawab yang besar, tetapi masih banyak orang tua yang lalai dan menganggap remeh masalah ini. Sehingga mengabaikan masalah pendidikan anak ini, sedikitpun tidak menaruh perhatian terhadap perkembangan anak-anaknya. Baru kemudian, ketika anak-anak berbuat durhaka, melawan orang tua, atau menyimpang dari aturan agama dan tatanan sosial, banyak orang tua mulai kebakaran jenggot atau justru menyalahkan anaknya . Tragisnya, banyak yang tidak sadar, bahwa sebenarnya orang tuanyalah yang menjadi penyebab utama munculnya sikap durhaka itu. Lalai atau salah dalam mendidik anak itu bermacam-macam bentuknya; yang tanpa kita sadari memberi andil munculnya sikap durhaka kepada orang tua, maupun kenakalan remaja. Berikut ini sepuluh bentuk kesalahan yang sering dilakukan oleh orang tua dalam mendidik anak-anaknya. 1. Menumbuhkan Rasa Takut Dan Minder Pada Anak. Kadang, ketika anak menangis, kita menakut-nakuti mereka agar berhenti menangis. Kita takuti mereka dengan gambaran hantu, jin, suara angin, dan lain-lain. Dampaknya, anak akan tumbuh menjadi seorang penakut; takut pada bayangannya sendiri, takut pada sesuatu yang sebenarnya tidak perlu ditakutinya. Misalnya: takut ke kamar mandi sendiri, takut tidur sendiri karena seringnya mendengar cerita tentang hantu, jin dan lain-lain. Dan yang paling parah, tanpa disadari, kita telah menanamkan rasa takut kepada dirinya sendiri. Atau misalnya, kita khawatir ketika mereka jatuh dan ada darah di wajahnya, tangan atau lututnya. Padahal semestinya, kita bersikap tenang dan menampakkan senyuman menghadapi ketakutan anak tersebut. Bukannya justru menakuti-nakutinya, menampar wajahnya, atau memarahinya serta membesar-besarkan masalah. Akibatnya, anak akan semakin keras tangisnya, dan akan terbiasa menjadi takut apabila melihat darah atau merasa sakit. 2. Mendidiknya Menjadi Sombong, Panjang Lidah, Congkak Terhadap Orang Lain. Dan Itu Dianggap Sebagai Sikap Pemberani. Kesalahan ini merupakan kebalikan point pertama. Yang benar adalah bersikap tengah-tengah, tidak berlebihan dan tidak Dikurangi-kurangi. Berani tidak harus dengan bersikap sombong atau congkak kepada orang lain. Tetapi, sikap berani yang selaras tempatnya dan rasa takut ketika memang sesuatu itu harus ditakuti. Misalnya: takut berbohong, karena ia tahu, jika Allah tidak suka kepada anak yang suka bohong, atau rasa takut kepada binatang buas yang membahayakan. Kita didik anak kita untuk berani dan tidak takut dalam menerapkan kebenaran. 3. Membiasakan Anak-Anak Hidup Berfoya-Foya, bermewah-mewah dan Sombong. Dengan kebiasaan ini, sang anak bisa tumbuh menjadi anak yang suka kemewahan, suka bersenang-senang. Hanya mementingkan dirinya sendiri, tidak peduli terhadap kondisi orang lain. Mendidik anak seperti ini dapat merusak fitrah, membunuh sikap istiqamah dalam bersikap zuhud di dunia, membinasakan Muru'ah (harga diri) dan kebenaran. 4. Selalu Memenuhi Permintaan Anak. Sebagian orang tua ada yang selalu memberi setiap yang diinginkan anaknya, tanpa memikirkan baik buruknya bagi anak. Padahal, tidak setiap yang diinginkan anaknya itu bermanfaat atau sesuai dengan usia dan kebutuhannya. Misalnya: si anak minta tas baru yang sedang trend, padahal baru sebulan yang lalu orang tua membelikannya tas baru. Hal ini hanya akan menghambur-hamburkan uang. Kalau anak terbiasa terpenuhi segala permintaannya, maka mereka akan tumbuh menjadi anak yang tidak peduli pada nilai uang dan beratnya mencari nafkah. Dan mereka akan menjadi orang yang tidak bisa membelanjakan uangnya dengan baik. 5. Selalu Memenuhi Permintaan Anak, Ketika Menangis, Terutama Anak Yang Masih Kecil. Sering terjadi, anak kita yang masih kecil minta sesuatu. Jika kita menolaknya karena suatu alasan, ia akan memaksa atau mengeluarkan senjatanya, yaitu menangis. Akhirnya, orang tua akan segera memenuhi permintaannya karena kasihan atau agar anak segera berhenti menangis. Hal ini dapat menyebabkan sang anak menjadi lemah, cengeng dan tidak punya jati diri. 6. Terlalu Keras Dan Kaku Dalam Menghadapi Mereka, Melebihi Batas Kewajaran. Misalnya, dengan memukul mereka hingga memar, memarahinya dengan bentakan dan cacian, atau dengan cara-cara keras lainnya. Ini kadang terjadi, ketika sang anak sengaja berbuat salah. Padahal ia (mungkin) baru sekali melakukannya. 7. Terlalu Pelit Pada Anak-Anak, Melebihi Batas Kewajaran. Ada juga orang tua yang terlalu pelit kepada anak-anaknya, sampai anak-anaknya merasa kurang terpenuhi kebutuhannya. Pada akhirnya, mendorong anak-anak itu untuk mencari uang sendiri dengan berbagai cara. Misalnya: dengan mencuri, meminta-minta pada orang lain, atau dengan cara lain. Yang lebih parah lagi, ada orang tua yang tega menitipkan anak-anaknya ke panti asuhan untuk mengurangi beban orang tuanya. Bahkan, ada pula yang tega menjual anaknya, karena merasa tidak mampu membiayai hidup. Na'udzubillah min dzalik. 8. Tidak mengasihi dan menyayangi mereka, Sehingga Membuat Mereka Mencari Kasih-Sayang Di Luar Rumah Hingga Menemukan Yang Dicarinya. Fenomena demikian ini banyak terjadi. Telah menyebabkan anak-anak terjerumus ke dalam pergaulan bebas, wa'iyadzubillah. Seorang anak perempuan misalnya, karena tidak mendapat perhatian dari keluarganya, ia mencari perhatian dari laki-laki di luar lingkungan keluarganya. Dia merasa senang mendapatkan perhatian dari laki-laki itu, karena sering memujinya, merayu dan sebagainya. Hingga ia rela menyerahkan kehormatannya demi cinta semu. 9. Hanya Memperhatikan kebutuhan jasmaninya Saja. Banyak orang tua yang mengira, bahwa mereka telah memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Banyak orang tua merasa telah memberikan pendidikan yang baik, makanan dan minuman yang bergizi, pakaian yang bagus dan sekolah yang berkualitas. Sementara itu, tidak ada upaya untuk mendidik anak-anaknya agar beragama secara benar dan berakhlak mulia. Orang tua lupa, bahwa anak tidak cukup hanya diberi materi saja. Anak-anak juga membutuhkan perhatian dan kasih-sayang. Bila kasih-sayang tidak didapatkan di rumahnya, maka ia akan mencarinya dari orang lain. 10. Terlalu berprasangka Baik Kepada Anak-Anaknya. Ada sebagian orang tua yang selalu berprasangka baik kepada anak-anaknya. Menyangka, bila anak-anaknya baik-baik saja dan merasa tidak perlu ada yang dikhawatirkan, tidak pernah mengecek kondisi anak-anaknya, tidak mengenal teman-teman dekat anaknya, atau apa saja aktifitasnya. Sangat percaya kepada anak-anaknya. Ketika tiba-tiba, mendapati anaknya terkena musibah atau gejala menyimpang, misalnya terkena narkoba, barulah orang tua tersentak kaget. Berusaha menutup-nutupinya serta segera memaafkannya. Akhirnya yang tersisa adalah penyesalan tak berguna. Demikianlah sepuluh kesalahan yang sering dilakukan orang tua. Yang mungkin, kita juga tidak menyadari bila telah melakukannya. Untuk itu, marilah berusaha untuk terus mencair ilmu, terutama terkait dengan pendidikan anak. Agar kita terhindar dari kesalahan-kesalahan dalam mendidik anak, yang bisa menjadi fatal akibatnya bagi masa depan mereka. Kita selalu berdo'a, semoga anak-anak kita tumbuh menjadi generasi shalih dan shalihah, serta berakhlak mulia. Wallahu a'lamu bishshawaab. (Ummu Shofia)

Tips Gemar Membaca


Membaca merupakan kegiatan yang produktif untuk dilakukan, mengingat membaca begitu penting untuk dilaksanakan dalam kehidupan manusia banyak manfaat yang dapat diambil dari kegiatan membaca dengan demikian mengingatkan akan pentingnya kegiatan membaca sebagai upaya yang sangat bermanfaat bila anak-anak sejakdini sudah diajari untuk membac, agar nantinya dapat terbiasa, namun perlu diingat orang tua dalaam melaksanakannya untuk tetap memperhatikan perkembangan dari anak, sehingga tidak terdapat unsur pemaksaan dalam penanamanya. Minat membaca pertama kali harus ditanamkan melalui pendidikan dan kebiasaan keluarga.
Membaca adalah proses untuk memperoleh pengertian dari kombinasi beberapa huruf dan kata.Menurut Juel (1988) mengartikan bahwa membaca adalah proses untuk mengenal kata dan memadukan arti kata dalam kalimat dan struktur bacaan. Hasil akhir dari proses membaca adalah seseorang mampu membuat intisari dari bacaan. Berdasar pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa minat membaca adalah kekuatan yang mendorong anak untuk memperhatikan, merasa tertarik dan senang terhadap aktivitas membaca sehingga mereka mau melakukan aktivitas membaca dengan kemauan sendiri. Aspek minat membaca meliputi kesenangan membaca, frekuensi membaca dan kesadaran akan manfaat membaca.
Minat membaca perlu ditanamkan dan ditumbuhkan sejak anak tetapi hal ini semua tidak dapat terlepas dari peran orang tua dalam menumbuhkan minat baca anak. Pentingnya pedidikan keluarga merupakan konsekuwensi rasa tanggung jawab orang tua terhadap anaknya, didalam keluarga anak mulai mengenal hidupnya hal ini perlu disadari bahwa anak dilahirkan dalam lingkungan keluarga tumbuh dan berkembangnya hingga anak melepaskan diri dari keluarga oleh karena itu begitu besarnya pengaruh orang tua terhadap anaknya maka dalam hal ini merangsang minat baca anak – anak sebagai upaya untuk melatih membaca sejak dini.
Pada dasarnya setiap bayi yang dilahirkan didunui memiliki potensi yang dapat tumbuh dan berkembang dengan baik,dan setiap anak mampu memaksimalkan potensinya dengan cara yang sangat personal tetapi ini semua memerlukan perhatian agar potensi yang dimiliki anak dapat berkembang secar baik. Penanaman membaca sejak dini sebagai wujud investasi agar anak menjadikan anak untuk lebih baik adalah idaman setiap orang tua , anak ibarat setangkai bunga akan tumbuh secara sempurna jika di tanam pada tempat yang tepat, terawat dengan baik dan penuh kasih sayang begitu pula anak akan dapat tumbuh dan berkembang secara baik apabila diberi perhatian dari orang tua .
Apakah metode yang dipakai menggunakan kekerasan?
Cara orang tua dalam mendidik anaknya merupakan factor yang menentukan bagi keberhasilan proses belajarnya sebab Dalam proses pengajaaran setidaknya, tidak menggunakan unsur pemaksaan dan kekerasan hal ini dapat mengakibatkan anak- anak akan enggan untuk belajar dan akan benci terhadap bacaan. Dalam mengajarinya orang tua dapat menggunkan cara yang dinilai edukatif misalnya sambil bermain anak di ajari membaca ini akan lebih baik dan lebih menyenangkan.
Mendidik anak terlalu keras, memaksa anak untuk belajar dan tanpa memperhatikan faktor-faktor yang ada adalah cara mendidik anak yang salah hal ini dapat menjadikan anak malah ketakutan disebabkan tekanan tersebut. Orang tua harus mengetahui kapan anak waktunya dididik dengan kekerasan dan kapan waktunya dididik dengan lamah lembut dan penuh kasih sayang. Diera perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan berkembang pesat sehingga adanya perkembangan dan kemajuan tersebut menimbulkan dampak bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, baik segi positif maupun negatif. Misalnya kita akan mengajarai tentang huruf lepas contohnya huruf” B” huruf yang memiliki dua perut besar, berbeda lagi dengan huruf “D” yang memiliki satu perut ini hanya contoh tentunya orang tua untuk lebih kreatif dalam mengajarkannya membaca agar anak mudah memahaminya. Akan tetapi usaha yang dilakukan tidak barhenti sampai disini ada faktor lain yang cukup berperan Lalu adakah sumber penunjang di rumah?
Saat ini hampir setiap rumah memiliki bacaan baik di peroleh melalui pinjam maupun milik sendirioleh karena itu sejatinya untuk menumbuh kembangkan minat membaca ini tidak dapat terlepas dari tersedianya bahan bacaan dirumah seperti buku, Koran, majalah, komik. Minat membaca tidak tumbuh secara otomatis hal ini perlu dirangsang agar dapat tumbuh secara baik. Minat belajar anak sangat penting dalam proses pembelajaran dari dalam minat memiliki pengaruah cukup besar dalam belajarnya. aktivitas membaca akan dilakukan oleh anak atau tidak sangat ditentukan oleh minat anak terhadap aktivitas tersebut. Di sini nampak bahwa minat merupakan motivator yang kuat untuk melakukan suatu aktivitas.
Secara umum minat dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan yang menyebabkan seseorang berusaha untuk mencari ataupun mencoba aktivitas-aktivitas dalam bidang tertentu. Minat juga diartikan sebagai sikap positif anak terhadap aspek-aspek lingkungan. Ada juga yang mengartikan minat sebagai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan menikmati suatu aktivitas disertai dengan rasa senang Membaca akan dapat menarik apabila orang tua memahami minat anaknya apabila diliat dari tersedianya sumber bacaan di rumah, .merangsang minat baca anak sebagai bentuk yang memiliki filter berfikir yang baik dengan demikian anak tidak mudah terbawa oleh arus yang tidak jelas lalu yang menjadi pertanyaan adakah buku bacaan yang sesuia kebutuan anak-anak ? dengan tersedianya buku bacaan khusus yang sesuai dengan minat anak maka ini akan mempermudah anak dalam belajarnya dan memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangannya.
Minat membaca perlu ditanamkan dan ditumbuhkan sejak anak masih kecil sebab minat membaca pada anak tidak akan terbentuk dengan sendirinya, tetapi sangat dipengaruhi oleh stimulus yang diperoleh dari lingkungan tempatnya berinteraksi anak tersebut. Keluarga merupakan lingkungan paling awal dan dominan dalam menanamkan, menumbuhkan dan membina minat membaca anak. Orang tua perlu menanamkan kesadaran akan pentingnya membaca dalam kehidupan manusia untuk itu orang tua dapat menjadikan dirinya teladan bagi anaknya hal ini agar ada keterkaitan antara penanaman membaca hal ini untuk menatap masa depan yang lebih baik.
Dari : Anwar Sultoni
E-mail: anwar.sultoni@yahoo.com

Amazing Camp