Karena nilai anak tak bias diukur dengan materi tak ternilai
…!
Tapi benarkah anak itu tak ternilai?
Kadang-kadang atau mungkin sering kali anak bernilai sangat
rendah di mata orang tua…
Kadang dia lebih rendah dari sebuah guci Kristal. Ketika
guci itu pecah tanpa sengaja, maka rasa marah kemudian memecahkan perasaan
anak, merendahkan nilai anak….Guci lebih berharga saat itu…!
Kadang dia lebih rendah nilainya dari sebuah mangkok atau
piring… yang jika pecah, suara kemudian
meninggi memecahkan hati sang anak…
Atau lebih rendah dari semangkok sayur yang tertumpah kerena
tangan kecilnya berusaha membantu ibu di dapur.
Mata yang melotot terasa lebih pantas walaupun harus
menumpahkan air mata sang anak…!
Atau lebih rendah dari sebuah mobil baru yang jika tergores
maka goresannya dianggap lebih berbahaya ketimbang goresan luka di hati sang
anak…
Kadang anak juga lebih rendah nilainya disbanding facebook
atau pertandingan bola….
Sehingga lebih banyak waktu dan keseriusan yang dihabiskan
untuk facebook dan nonton bola ketimbang mendengarkan cerita anaknya di
sekolah..
Kadang anak lebih rendah nilainya dari handphone..”gak boleh
nanti rusak….!”
Kekhawatiran HP rusak lebih besar dibanding kekhawatiran
rusaknya perasaan sang anak.
Berapa nilai anak bagi kita? Adalah sejauh keikhlasan kita
menahan diri hingga tidak merusak hatinya….
Adalah sejauh kemampuan kita menempatkan harga dirinya jauh
di atas benda-benda mati yang kita miliki…. Benda itu tudak akan menolong kita
di yaumil akhir….!
Sementara anak, adalh investasi kita di hadapan Allah.
Dia yang akan
memperpanjang usia historis kita dengan doa dan amal sholih yang kita ajarkan
dan dia melakukannya… Ya Allah… Jika ada
keburukan akhlak kami ketika membesarkannya… Hilangkanlah dari dari ingatan
anak-anak kami…
Hilangkan jejak-jejak keburukan dari tangan, mata, atau
mulut kami.
Anak adalah amanah yang Allah SWT anugrahkan untuk kedua
orang tua.