Perilaku
meniru sebenarnya penting untuk anak. Proses meniru atau imitasi itu
berguna untuk perkembangan otak secara optimal. Kadang timbul kesan anak
meniru perilaku orang lain. Proses meniru adalah proses belajar pada anak,
untuk anak usia TK (diatas empat tahun) sekitar 60-70% tindakannya merupakan
proses meniru yang didapat dari orang-orang yang ada disekitarnya. Intinya
anak melakukan proses imitasi karena ingin diterima oleh
lingkungan. Biasanya berawal dari keinginan itu. Orang-orang yang
sering dijadikan model tiruan adalah orang-orang yang sering berteman dan
bermain dengannya, entah itu teman bermain sebaya, saudara sepupu, orang tua,
pengasuh, atau bahkan tetangganya. Anak akan mengidentifikasi merekalah teman-temannya.
Intensitas
pertemuan, hubungan anak-anak menjadi semakin akrab. Tidak heran jika anak
itu lebih sering menirukan teman dekatnya atau justru pengasuhnya, dibandingkan
orang tuanya. Penyebab anak meniru bisa disebabkan berbagai faktor, salah
satunya adalah rasa senang yang ditimbulkan oleh perilaku peniruan tersebut,
misalnya, saat anak meniru anak lainnya memukul-mukul meja, awalnya tanpa sadar
ia melakukannya karena melihat temannya memukul-mukul meja, tapi lambat laun
anak itu juga menemukan kesenangan dari apa yang dilakukannya itu. Faktor
lainnya adalah perhatian menjadi pemicu anak suka meniru. Entah perhatian
itu berbentuk pujian, tertawa atau hal-hal lainnya yang bisa membuat anak
tersebut merasa senang. Misalnya, saat anak mencoba meniru kakaknya yang
suka menggaruk-garuk kepala, orang tua atau orang lain yang menyaksikan tertawa
terpingkal-pingkal atau paling tidak menyunggingkan senyuman. Pada saat
anak tersebut melihat orang lain tertawa atau tersenyum karena sikapnya itu,
anak tersebut merasa menjadi pusat perhatian, dan ia akan terus mempertahankan
sikap menirunya tadi.
Kesimpulannya,
anak harus diperhatikan dan diberi kegiatan sehari-hari yang merangsang
kemampuan otak anak. Jangan membiarkan anak meniru perbuatan yang
buruk. Para orang tua harus membiasakan memiliki pengasuh yang memiliki
tutur kata yang lembut dan bahasa yang halus, karena pengasuh dapat memberi
pengaruh yang tidak baik untuk anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar