Power
Teaching, juga belakang dikenal dengan nama "Whole Brain Teaching"
Power
Teaching, jika diindonesiakan bisa berbunyi "pembelajaran dahsyat"!
Seberapa dahsyatkah metoda, atau mungkin tepatnya teknik, pembelajaran ini?
Sementara frasa "whole brain teaching" -- pembelajaran dengan
keseluruhan otak -- mengisyaratkan bahwa pembelajaran ini mengoptimalkan kerja
otak peserta didik, otak kiri, otak kanan, otak ... . Dengan bahasa lain,
mungkin bisa dikatakan pembelajaran ini melibatkan aspek-aspek diri siswa
dengan 'high impact' (berdampak tinggi): kognitif, afektif dan psikomotorik.
Seberapa "whole-brain"-kah pembelajaran ini?
Power
Teaching diperkenalkan oleh Chris Biffle, seorang dosen di AS, setelah
berbulan-bulan berkolaborasi dengan seorang teman dari TK dan seorang lagi dari
sekolah menengah di awal tahun 2000-an. Karena metoda ini menggebrak pendekatan
konvensional, dalam waktu singkat ribuan guru dan puluhan ribu siswa menikmati
pembelajaran dengan metoda unik ini. Unik karena pendekatannya sama sekali
berbeda dari yang kita kenal selama ini, bahkan terkesan aneh namun sangat fun.
Sebagai metoda, seperti lazimnya metoda yang lain, power teaching
ke-"dahsyat"-annya terletak pada pembelajaran yang menekankan
penguasaan, atau ketuntasan pemahaman atau kemampuan siswa kemampuan untuk
mengungkapkan kembali konsep, penjelasan, rumus yang disampaikan guru.
Dan,
yang menarik dari metoda ini, langkah-langkahnya begitu sederhana sehingga
praktis bisa kita kuasai dalam hitungan menit. Chris Biffle menawarkan 6 hal
untuk mengelola pembelajaran dengan power teaching ini. Kegiatan interaktif
yang mewarnai proses pembelajaran ini dikendalikan dengan perintah-perintah dan
respon-respon sederhana dengan satu kata bahasa Inggris yang relatif sudah
dikenal siswa, maka pembelajaran dengan metoda ini praktis bisa diterapkan
untuk hampir semua mata pelajaran. Ungkapan yang harus diperkenalkan ke siswa
dan digunakan dalam interaksi kelas adalah: (1) Class - Yes, (2) Micro-lecture,
(3) Teach - Okay, (4) Scoreboard, (5) Hands and Eyes, (6) Comprehension Check.
(1)
Class - Yes
Untuk
meminta perhatian atau menghentikan kegiatan siswa, guru berseru,
"Claaaass!" dengan nada suara dan intonasi yang diubah dari waktu ke
waktu. Semua siswa akan serempak merespon dengan, "Yeeeesss!" dengan
nada dan intonasi meniru cara guru berucap. Kalau guru menggunakan suara robot,
siswa pun merespon dengan suara robot. Suara anak kecil, respon juga suara anak
kecil. Kalau "Yes" diembat-embat dengan 3 tekanan, siswa pun
melakukan hal yang sama.
(2)
Micro-lecture
Guru
hanya boleh menyampaikan konsep baru, penjelasan, langkah atau rumus tidak
lebih dari 30 detik atau setengah menit. Kalau siswa harus bisa mengulang atau
mengungkapkan kembali suatu rumus atau kalimat yang baru saja disampaikan guru,
maka beberapa detik pun jadilah micro-lecture. Namanya juga "micro-",
amat sangat kecil. Kenapa? Karena setiap informasi, penjelasan, konsep, rumus,
dsb. yang disampaikan guru harus dapat diungkapkan kembali oleh siswa.
(3)
Teach - Okay
Setelah
"mengajar" kurang dari atau selama 30 detik, guru meminta siswa
mengungkapkan kembali pengetahuan yang baru saja diperoleh. Perintah ini
disampaikan dengan berkata, "Teach!" dengan nada tinggi menghentak
diikuti gerakan menarik seperti, tepuk tangan 2-2 diteruskan dengan menjulurkan
lengan kanan dijulurkan menghentak menyerong kanan ke atas, sementara yang kiri
ditarik ke bawah, misalnya. Pada kesempatan lain, sebagai variasi, ucapan
"Teach" disuarakan lembut disusul dengan tepuk tangan 2-2 dilanjutkan
dengan juluran lengan perlahan ke depan. Siswa lalu merespon dengan berkata,
"Okay!" dengan nada suara yang sama, disertai gerakan sama seperti
yang dilakukan guru. Setelah itu, anak sebangku berpaling untuk saling
berhadapan dan mengutarakan kembali apa saja yang disampaikan guru. Saat
menuturkan kembali apa yang dipelajari dari guru, siswa harus menggunakan
'gesture' dan bersemangat dan memastikan bahwa suaranya dapat didengar oleh
telinganya sendiri.
(4)
Scoreboard
Scoreboard
atau "papan nilai" dimaksudkan untuk memberitahu siswa apakah respon
siswa memuaskan guru, karena dilakukan serempak dan bersemangat atau
sebaliknya. Yang perlu kita lakukan adalah menggambar 2 wajah berbentuk
lingkaran, yang satu, "Smiley," menampilkan senyuman, satunya lagi,
"Frowny," tampak cemberut. Dua gambar wajah itu dipisahkan oleh garis
lurus ke bawah. Apabila respons siswa bagus, guru menuliskan skor satu di bawah
"Smiley" kemudian guru mengibaskan tangan ke kelas yang disambut anak
dengan ungkapan kegemberian dengan berseru "O yaaaa!" dan sekali
tepuk tangan. Jika respon siswa tidak bagus, guru memberi skor satu di bawah
"Frowny" dan setelah tangan guru dikibaskan ke arah kelas, siswa
meresponnya sedih dengan bertutur, "Ooh," sambil menghapus matanya
yang seolah menangis karena kecewa.
(5)
Hands and eyes
Perintah
bermakna "tangan dan mata" ini ketika diucapkan guru akan direspon
siswa dengan ucapan yang sama, "Hands and eyes!" dilanjutkan dengan
menyatukan jari-jari kedua tangan lalu meletakkannya di atas daun bangku dengan
mata lurus tertuju pada guru. Aba-aba ini dimaksudkan untuk meminta perhatian
berkualitas tinggi karena bahan yang akan disampaikan cukup sulit sehingga
memerlukan perhatian ekstra. 'Hands and eyes' hanya digunakan ketika guru
benar-benar menginginkan 'quality attention'. Jadi, tidak selalu menjadi bagian
dari proses pembelajaran dahsyat ini. Di tahap awal perkenalan power teaching,
"Hands and eyes" sebaiknya dilewatkan saja.
(6)
Comprehension Check -- Cek Pemahaman
Saat
siswa mengungkapkan kembali bahan ajar yang baru saja dipelajari, guru perlu
mengecek pemahaman siswa dengan cara berjalan keliling kelas mendengarkan apa
yang diungkapkan siswa. Ini penting, selain untuk mengetahui seberapa efektif
siswa belajar, tapi juga untuk memastikan bahwa siswa tidak sekedar tampak
seolah mengungkapkan pemahamannya seperti yang seharusnya, padahal senyatanya
sekedar tampak buka mulut untuk mengelabuhi guru.
Power Teaching dapat digunakan untuk pembelajaran dari TK
sampai perguruan tinggi. Dalam video yang digunakan Chris Biffle untuk
mengenalkan power teaching, audience-nya adalah mahasiswa. Dan, mereka tampak
sangat menikmati dan menyukainya. Cukup banyak video praktik power teaching
menarik yang dapat kita saksikan lewatwww.youtube.com. Selamat mencoba!
Pasted
from <https://www.facebook.com/groups/jadulpgsd1992/>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar