href='http://www.blogger.com/favicon-image.g?blogID=5195730972603891725' rel='icon' type='image/x-icon'/>

Selamat Datang/Wilujeng Sumping

Selamat datang di blog ini semoga mampu memberi manfaat bagi kita semua

Memory in al-fatah

Album Foto Sdit Al Fatah Slideshow: Nana’s trip from Bekasi, Java, Indonesia to Jakarta was created by TripAdvisor. See another Jakarta slideshow. Take your travel photos and make a slideshow for free.

Jumat, 22 Juni 2012

SEKOLAH PARA BINATANG


Alkisah, hewan-hewan memutuskan bahwa mereka harus mendirikan sekolah untuk mengatasi keterbelakangan budaya mereka selama ini. Kurikulumnya: berlari, berenang, memanjat dan terbang. Agar tidak ada perbedaan, maka semua binatang harus mengambil semua mata pelajaran. Bebek pakar dalam berenag. Bahkan lebih baik dari gurunya. Bebek juga dapat nilai bagus pada pelajaran terbang, tapi ia sangat buruk dalam pelajaran berlari. Karena lambat berlari, maka ia harus ikut les tambahan sesudah sekolah usai dan merelakan waktu bermainnya hanya untuk berlatih lari secara ekstra. Bebek yang di paksa berlatih keras sehingga kakinya yang berselaput menjadi pecah – pecah dan membuat kemampuan renangnya menjadi sedang-sedang saja. Tetapi kemampuan yang sedang-sedang saja adalah hal biasa disekolah. Semua hewan tak mempermasalahkan hal itu kecuali si Bebek.
Kancil adalah murid terpandai di kelas berlari. Tapi dia paling stress kalau disuruh berenang. Tupai adalah jagoan memanjat sebelum akhirnya dia frustasi pada pelajaran terbang. Karena gurunya menyuruhnya terbang dari bawah ke atas bukan dari puncak pohon ke ranting dibawahnya. Tupai pegel-pegal seluruh badannya karena latihan yang berlebihan. Akhirnya dia mendapat nilai C untuk pelajaran memanjat yang menjadi keahliannya.
Elang adalah murid yang paling bandel. Dalam pelajaran memanjat dialah yang mampu mengalahkan semua hewan. Tapi hal itu dilakukannya dengan caranya sendiri yaitu terbang.
Pada akhir pelajaran, justru seekor belut abnormal yang menjadi juara kelas. Karena ia mampu berenang dengan cepat, berlari, memanjat dan sedikit terbang.
Sekolah yang didirikan dengan tujuan mulia itu, ternyata hasilnya tidak sesuai dengan yang di harapkan. Hal ini karena kurikulumnya dibuat seragam dan harus di patuhi.
Penyeragaman berarti murid dipaksa untuk menyesuaikan diri dalam suatu kondisi yang belum tentu sesuai dengan karakternya. Penyeragaman hanya menimbulkan kesemuan.
Pola integrasi dan interaksi sosial yang baru telah muncul. Teknologi informasi, pola konsumsi dan gaya hidup telah meningkat dan mulai berubah. Generasi baru yang muncul cenderung lebih pintar dan lebih majemuk karakternya akibat asupan nutrisi yang lebih baik. Tapi haruskah semua itu diukur dengan keseragaman yang serba formalitas? Bukankah Tuhan menciptakan manusia berbeda karakter dengan tujuan agar setiap orang tumbuh dan berkembang sesuai dengan fitrahnya sebagai manusia.
Pernah ada di angan saya, bagaimana seandainya ada sekolah yang seperti X-Men. Dimana setiap murid yang ada di sekolah itu dibiarkan berkembang sesuai dengan bakat dan karakternya. Storm tak perlu menjadi Wolverin atau bahkan mempelajari keahliannya. Biarlah Storm mengembangkan kemampuan dan bakatnya setinggi-tinggi yang dia mampu. Begitu juga Mysterious, tak perlu mempelajari semua jenis keahlian teman-temannya yang mungkin akan membuatnya stress dan mengurangi kemampuannya dalam bersalin rupa.
Mungkinkah kita merubah kurikulum yang ada sekarang ini??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amazing Camp