href='http://www.blogger.com/favicon-image.g?blogID=5195730972603891725' rel='icon' type='image/x-icon'/>

Selamat Datang/Wilujeng Sumping

Selamat datang di blog ini semoga mampu memberi manfaat bagi kita semua

Memory in al-fatah

Album Foto Sdit Al Fatah Slideshow: Nana’s trip from Bekasi, Java, Indonesia to Jakarta was created by TripAdvisor. See another Jakarta slideshow. Take your travel photos and make a slideshow for free.

Senin, 12 Oktober 2015

TUGAS DAN TANGUNG JAWAB PENDIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM

Al Quran telah mengisyaratkan peran para Nabi dan pengikutnya dalam pendidikan dan fungsi fundamental mereka dalam pengkajian ilmu-ilmu Ilahi serta aplikasinya. Isyarat tersebut salah satunya terdapat dalam firman-Nya berikut ini :“ Ya Tuhan Kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan memba cakan kepeda mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka al Kitab, serta menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkau yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.  (Al Baqarah : 129)  Selanjutnya dalam ayat lainAllah SWT mengisyaratkan lagi bahwa tugas terpenting yang diemban Rasulullah SAW adalah mengajarkan al Kitab, hikmah, dan penyucian diri. Keutamaan profesi guru sangatlah mulia sehingga Allah menjadikannya tugas yang diemban Rasullalah sebagaimana firman-Nya berikut ini :“Sungguh Allah telah member karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Alloh mengutus orang diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepeda mereka ayat-ayat Allah, membersihkan jiwa mereka, dan mengajarkan kepada mereka al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum itu, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata” ( al Imran :164)
Menurut Imam al-Ghozali, tugas pendidik yang utama adalah menyempurnakan, membersihkan, menyucikan, serta membawakan hati manusia untuk mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah SWT. Hal tersebut karena tujuan pendidikan Islam yang utama adalah upaya untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Jika pendidik belum mampu membiasakan diri dalam peribadatan pada peserta didiknya, maka ia mengalami kegagalan, sekalipun peserta didiknya memiliki prestasi akademis yang luar biasa.
Muhaimin secara utuh mengemukakan tugas-tugas pendidik dalam pendidikan Islam. Dalam rumusannya, menggunakan istilah ustadz, mu’allim, murabbi’, mursyid, mudarris,dan muaddib. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut:1. UstadzOrang yang berkomitmen dengan profesionalitas yang melekat pada dirinya sikap dedikatif, komitmen terhadap mutu proses dan hasil kerja serta sikap continous improvement.2. Mua’llimOrang yang menguasai ilmu dan mampu mengembangkannya serta menjelaskan fungsinya dalam kehidupan, menjelaskan dimensi teoritis dan prakteknya sekaligus melakukan transfer ilmu pengetahuan, internalisasi serta implementasi.3. Murabbi’Orang yang mendidik dan menyiapkan peserta didik agar mampu berkreasi serta mampu mengatur dan memelihara hasil kreasinya untuk tidak menimbulkan malapetaka bagi dirinya, masyarakat, dan alam sekitarnya.4. MursyidOrang yang mampu menjadi model atau sentral identifikasi diri atau menjadi pusat anutan, teladan dan konsultan bagi peserta didiknya.5. MudarrisOrang yang memiliki kepekaan intelektual dan informasi serta memperbarui pengetahuan dan keahliannya secara berkelanjutan, dan berusaha mencerdaskan peserta didiknya, memberantas kebodohan mereka, serta melatih ketrampilan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.6. MuaddibOrang yang mampu menyiapkan peserta didik untuk bertanggung jawab dalam membangun peradaban yang berkualitas di masa depan.
            Tarbiyah shahihah merupakan sarana untuk membentuk generasi yang beriman kepada ajaran- ajaran Islam yang shahih, berusaha mewarnai bangsanya dengan warna Islam dalam berbagai penampilan hidupnya. Dengan demikian idealnya pendidikan mempunyai tugas untuk mengokohkan makna beragama secara praktis, dan bukan hanya sekadar keyakinan dalam dada pemeluknya apa lagi sekadar teori norma-norma belaka.            Selanjutnya bahwa stiap pendidik harus menekankan aspek ruhiyah (moralitas). Ruhiyah adalah fungsi terpenting dan merupakan salah satu pondasi pendidikan. Tarbiyah khulukiyah esensinya adalah melatih anak-anak  kita membiasakan diri untuk berprileku mulia. Dengan harapan mereka merasa amat nyaman begitu pula membuat orang lain pun merasa nyaman.
            Fajar Rahmat Shaleh menampilkan sosok guru Idaman dengan Guru Al Muddatsir, yang  menjadikan al Quran surah al Muddatsir sebagai kode etik profesinya, yaitu sebagai berikut :
1.      Qum fa andzir (bangunlah lalu beri peringatan)
Seorang guru haruslah memiliki hamasah (semangat) untuk selalu memberikan kesan positif, agar murid-murid mudah mengingat nasihat dan meneladaninya.
2.      Wa Rabbaka fa kabbir ( dan Tuhanmu agungkanlah)
Setiap guru haruslah berorientasi ajaran dan seluruh proses pendidikannya, bertujuan agar kita dan anak-anak didik mengagungkan Allah SWT.
3.      Wa tsiyaabaka fathahhir (dan pakaianmu bersihkanlah)
Setiap guru hendaknya memiliki penampilan lahir yang mengagumkan.
4.      Warrujza fahjur (dan berbuat dosa tinggalkanlah)
Setiap guru hendaknya memiliki moralitas yang tinggi dengan tidak melakukan dosa-dosa yang merusak integritas dan kepercayaan murid.
5.      Walaa tamnun tastaktsir (dan janganlah kamu member dengan maksud memperoleh balasan yang banyak)
Sorang guru hendaknya tidak berorientasi kepada materi, landasannya tulus ikhlas.
 Oleh : Nana Hidayat

Daftar Pustaka :
1.      Pendidikan Islam di Rumah dan Masyarakat, Abdurrahman An Nahlawi.
2.      Beberapa Pemikiran Pendidikan Islam, Muhammad Athiyah Al Abrasyi.
3.      Melepas Belenggu Pendidikan, Fajar Rahmat Saleh.
4.      Tugas dan tangung jawab sebagai Guru Sungguh Mulia di Sisi Allah., Abu Basyer.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amazing Camp