Contextual
teaching and learning atau pembelajaran kontekstual merupakan bagian dari
pembelajaran kooperatif. Untuk itu sebelumnya dijelaskan pengertian dari
pembelajaran kooperatif (cooperativ learning).
a.
Definisi Cooperatif Learning.
Menurut
Lie (2008: 28) “falsafah yang mendasari penerapan pembelajaran cooperatif
learning dalam pendidikan adalah manusia sebagai makhluk sosial, sehingga kerja
sama merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup”.
Perbedaan pembelajaran cooperatif learning dengan pembelajaran kelompok adalah
bahwa dalam pembelajaran cooperatif learning terdapat 5 unsur yang harus
diterapkan yaitu: saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan,
kesempatan bertatap muka dan berdiskusi, komunikasi antar anggota, dan evaluasi
proses kelompok.
Lebih
lanjut Lie (2004) menyatakan “Pembelajaran cooperatif learning adalah suatu
metode pembelajaran yang menekankan siswa lebih aktif daripada guru”. Sistem
pembelajaran ini mengajak siswa untuk aktif didalamnya, kreatif dan belajar
menerima keragaman. Jadi siswa dituntut kekompakannya untuk bekerjasama satu
dengan yang lainnya dan saling bertanggung jawab. Jadi keberhasilan belajar
dalam pendekatan ini bukan hanya ditentukan oleh kemampuan individual secara
utuh. Melainkan perolehan itu akan berhasil bila dilakukan bersama-sama dalam
kelompok kecil yang terstruktur dengan baik.
b.
Definisi Contextual Teaching and Learning
Menurut
Agus (2005:29), pembelajaran dengan Pendekatan contextual teaching and learning
(CTL) adalah peran guru dalam proses pembelajaran diharapkan dapat membantu
siswanya membuat hubungan-hubungan antara pengetahuan yang telah dimiliki
sebelum dengan pengetahuan yang baru dan menjadikan siswa mampu menggunakan
pemahamannya untuk mengembangkan dan menyelesaikan berbagai persoalan yang
dihadapi siswa.
Selanjutnya
menurut Nurhadi (2003: 63) dinyatakan bahwa pendekatatan CTL adalah konsep
belajar dimana guru menghadirkan dunia guru keseharian siswa ke dalam kelas dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan dengan penerapan dalam
kehidupan mereka sehari-hari, sementara siswa memperoleh pengetahuan dan
keterampilan dari konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit, dan dari proses
mengkontruksi sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan dalam kehidupan sebagai
anggota masyarakat
Berkaitan
dengan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatan CTL adalah system
yang holistic (menyeluruh) yang dapat meningkatkan kemampuan pembelajaran dalam
membangun makna yang dipelajarinya. Dalam pembelajaran CTL maka siswa dapat
menguatkan, memperluas dan menerapkan pengetahuan dan keterapilan akademik
dalam berbagai macam tatanan dalam sekolah dan luar masalah-masalah yang
diasimilasikan.
Pendekatan
CTL menurut Umedi (2002: 42), merupakan konsep belajar yang membantu guru
mangaitkan materi diajarkannya dengan situasi yang dimiliki dengan penerapannya
dalam kehidupan mereka sebagai pembelajaran efektif. Yakni, kontruksivisme
(Contructivisme), bertanya (Quistioning), Menemukan (Inquiri), Masyarakat
Belajar (Learning Community), Pemodelan (Modeling), Refleksi (Refleksion), dan
Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessement)”.
Berkaitan
dengan pendapat tersebut, Pendekatan CTL adalah system yang holistic
(menyeluruh) yang dapat meningkatkan kemampuan pembelajaran dalam membangun
makna yang dipelajarinya. Dalam pembelajaran CTL maka siswa dapat menguatkan,
memperluas dan menerapkan pengetahuan dan keterapilan akademik dalam berbagai
macam tatanan dalam sekolah dan luar masalah-masalah yang diasimilasikan. Dan
pembelajaran CTL ini terjadi apabila siswa menerapkan dan mengalami apa yang
sedang diajarkan dengan mengacu pada masalah sehari-hari yang berhubungan
dengan peran dan tanggung jawab mereka sebagi makhluk hidup dalam suatu
ekosistem (Nurhadi, 2003: 73).
c.
Faktor-faktor yang Mendukung Pembelajaran Kontekstial
Menurut
Sanjaya (2005: 37), ada tiga hal yang perlu dipahami dalam penerapan Pendekatan
CTL, yaitu Pertama, Pendekatan CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa
untuk menentukan materi, artinya proses belajar diorientasikan pada proses
pengalaman langsung. Proses belajar dalam konteks. Pendekatan CTL tidak
mengharapkan agar siswa hanya menerima pelajaran, akan tetapi proses mencari
dan menemukan sendiri materi pelajaran. Kedua, Pendekatan CTL mendorong agar
siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan
situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan
dengan pengalaman belajkar di sekolah dengan kehidupan nyata. Ketiga,
Pendekatan CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan,
artinya Pendekatan CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkan dalam kehidupan,
artinya Pendekatan CTL bukan hanya mengahap siswa dapat memahami materi yang
dipelajarinya akan tetapi meteri pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya dalam
kehidupan sehari-hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar